Sosial Politik, Urban Review

Bizantium, dari Istanbul hingga Moskow

istanbul_turkey_1920x1200

Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang” (Al-Qur’an Surah Ar-Rum Ayat 2-3)

Byzantium adalah sebuah kota Yunani Kuno yang menurut legenda didirikan oleh para warga koloni Yunani dari Megara pada tahun 667 Sebelum Masehi, dan dinamai menurut nama raja mereka: Byzas atau Byzantas. Nama Byzantium merupakan latinisasi dari nama asli kota tersebut yaitu Byzantion, yang mana kota ini kelak menjadi pusat kekaisaran Byzantium (kekaisaran Romawi menjelang dan pada abad pertengahan dengan nama Konstantinopel), yang kini bernama Istanbul.

Pada tahun 196 M, kota ini dikepung oleh pasukan Romawi dan menderita kerusakan parah. Di kala itulah Byzantium kemudian dibangun kembali oleh Septimus Severus, yang pada saat itu telah menjadi kaisar dan dengan segera memulihkan kemakmurannya.

Lokasi Byzantium menarik perhatian Kaisar Romawi Konstantinus I yang pada tahun 330 M, membangun ulang kota itu menjadi Nova Roma. Setelah meninggalnya kaisar tersebut, kota ini disebut Konstantinopel (Kota Konstantinus). Kota ini selanjutnya menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Timur atau yang kemudian dikenal juga dengan nama Kekaisaran Byzantium.

Kombinasi dari sejarah imperialisme dan letak strategis lokasi ini yang merupakan pintu gerbang Asia dan Eropa mempengaruhi peran Konstantinopel sebagai titik penyeberangan antara dua benua Eropa dan Asia. Kota ini merupakan sebuah magnet komersial, kultural dan diplomatik. Dengan letak strategisnya itulah Konstantinopel mampu mengendalikan rute antara Asia dan Eropa, serta pelayaran dari Laut Mediterania ke Laut Hitam.

Pada tanggal 29 Mei 1453, kota ini jatuh ke tangan Bangsa Turki Ottoman dan sekali lagi menjadi ibukota dari Negara yang kuat, yakni Monarkhi Ottoman. Demikianlah, bangsa Turki kemudian menyebut kota ini dengan nama Istanbul (meskipun tidak secara resmi sampai tahun 1930) dan terus menjadi kota terbesar dari Republik Turki, sekalipun yang menjadi ibukota Turki adalah Ankara.

Di tahun 670 SM, warga kota Byzantium menjadikan bulan sabit sebagai lambang Negara mereka, sesudah sebuah kemenangan penting. Akan tetapi, asal usul bulan sabit dan bintang sebagai lambang berasal jauh dari zaman sebelumnya, yaitu zaman Babylonia dan Mesir Kuno tempat dimana dewa HORUS (Luciferian) berasal. Sekalipun demikian, Byzantium adalah Negara berpemerintahan pertama yang menggunakan bulan sabit sebagai lambang nasionalnya.

Pada tahun 330 M, Konstantinus I menambahkan bintang Perawan Maria pada bendera bulan sabit tersebut.

Bulan sabit dan bintang tidak sepenuhnya ditinggalkan oleh dunia Kristen usai jatuhnya Konstantinopel (Istanbul) ke tangan Monarkhi Ottoman. Sampai sekarang bendera resmi dari Patriark Ortodoks Yerusalem adalah sebuah labarum putih, sebuah gedung gereja dengan dua menara, dan pada bagian atas terlukis sebuah bulan sabit hitam yang menghadap ke tengah dan sebuah bintang bersinar.

Ketika Konstantinopel (Istanbul) yang merupakan ibukota Imperium Romawi Timur (Bizantium) ditaklukkan Turki Utsmani itulah, ibukota Romawi Timur (Bizantium) pun dipindahkan ke Moskow, Rusia oleh pemimpin mereka. Bersamaan dengan itu pula, banyak bangunan-bangunan yang dibangun oleh Kekaisaran Bizantium diambil-alih oleh Turki Utsmani, semisal Hagia Sophia atau Aya Sofia yang megah dan indah itu.

Kala itu, alias ketika Kekaisaran Bizantium dikalahkan Turki Utsmani saat itu, Ivan III merasa mempunyai hak untuk mewarisi kekaisaran tersebut, yang mana tidak lama kemudian Ivan III menyatakan dirinya sebagai ahli waris kekaisaran Bizantium. Keadaan dan kondisi politik-ekonomi Rusia pun semakin kuat setelah Ivan IV (1535-1584) naik tahta, menggantikan Basil III (1505-1535).

Saat ini, banyak rakyat Rusia menganggap Vladimir Putin sebagai Kaisar Bizantium abad ini, di saat Erdogan bermimpi untuk menjadi Sultan Turki Utsmani abad ini juga, yang sayangnya mimpi Erdogan tersebut belum kesampaian, alih-alih Turki menjadi perpanjangan tangan politik Amerika, NATO dan Israel paska keruntuhan Turki Ottoman.

Bangsa Rum (Romawi Timur atau Bizantium) inilah yang pernah dinubuatkan dalam sejarah Islam sebagai bangsa yang akan berkoalisi dengan ummat Islam. Berdasarkan sejumlah teks, ciri yang paling mendekati bangsa Rum itu adalah mereka menganut Kristen Ortodoks alias Kristen Timur yang tidak mengalami ‘pem-Barat-an’.

Demikianlah, saat ini, terkait dengan kasus Perang Suriah, banyak yang menganggap koalisi Rusia, Iran, China, Hizbullah, Suriah, Palestina dkk saat ini di Suriah dianggap sebagai KOALISI BANGSA RUM yang pernah dinubuatkan dalam Sejarah Islam itu.

Hagia Sophia Moskow

Russian Military Parade in Moscow